PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN
TUGAS
PENGARUH
PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN
Oleh:
L
A T E N I
1 0
8 0 1 0 0 2 9
JURUSAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BUTON
BAU-BAU
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Pengaruh Perkembangan Penduduk Terhadap Kualitas
Lingkungan”, yang mana makalah ini disususn bertujuan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup"
dalam menempuh pendidikan di universitas
muhammadiyah buton.
Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data dalam
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini
penulis susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya.
Bau – Bau, 12 Januari
2011
Penulis
DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. LATAR BELKANG MASALAH....................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR
BELAKANG MASALAH
Pada
decade yang akan datang, pertumbuhan penduduk yang cepat akan menjadi salah
satutantangan paling berat bagi kesejahteraan manusia dan lingkungan global.
Berdasarkan perkiraan,perkotaan akan menguasai dunia sebesar 4 % sebagai tempat
tinggal bagi setengah penduduk dunia danmengkonsumsi hampir ¾ (tiga perempat)
sumber daya alam dan dampaknya akan menghasilkan ¾ (tigaperempat) tingkat
polusi dan limbah. Selanjutnya, PBB memperkirakan pula bahwa
pertumbuhanpenduduk dan ekonomi pada 30 (tiga puluh) tahun mendatang akan
meledak 2 kali lipat dari sekarangdan terjadi di perkotaan. Perkembangan
penduduk di dunia ini pada tahun 1800-an hanya terdapat 1(satu) kota di dunia
yang mempunyai populasi lebih dari 1 juta jiwa (Peking); pada tahun 1900-anterdapat
16 kota dan sampai dengan tahun 2000 terdapat lebih dari 400 kota (UNCHS,
2002). Sedangkandata terkini mencatat terdapat 19 kota besar (megacities) yang
berpenduduk lebih dari 10 juta, 22 kotadengan penduduk 5 – 10 juta, 370 kota
dengan 1 – 5 juta dan 433 kota dengan 0,5 – 1 juta sertadiperkirakan pada tahun
2015 akan tumbuh sebanyak 150 kota dengan penduduk melebihi 1 juta). Daridata
tersebut menunjukan begitu cepatnya pertumbuhan perkotaan di dunia ini,
tercatat pula sebesar 30% populasi dunia tinggal di perkotaan pada tahun 1957,
sebanyak 47 % pada tahun 2000, dandiperkirakan kira-kira 60 % pada tahun 2030
mendatang (UN Population Division, 2002). Untuk 10 tahunke depan pertumbuhan
terbesar diperkirakan terjadi di negara sedang berkembang.
Pertumbuhan
ini jelas akan membutuhkan investasi yang cukup besar yang diperuntukan
bagipenyediaan infrastrukur dan menjadi tantangan berat baik secara politis
maupun social. Di sisi lainpertumbuhan perkotaan ini dapat mempercepat
pertumbuhan perkembangan dunia dan wilayahnya yangakan menjadi pusat inovasi,
kebudayaan, dan seni. Namun demikian, pertumbuhan perkotaan ini akanberperan
juga sebagai tempat pertumbuhan kemiskinan, pencemaran, penyebaran
penyakit,ketidakstabilan politik dan ketidakseimbangan social. Terjadinya
perubahan pemanfaatan lahan akibatpertumbuhan kota dan permukiman perkotaan
berdampak meningkatnya kebutuhan akan energi,makanan, kebutuhan, dan lainnya
disamping menurunnya kualitas lingkungan secara local maupunwilayah yang
selanjutnya akan mengancam ekosistem lingkungan dan biodiversitas.Salah satu
masalah yang kerap kali muncul dan telah dirasakan saat ini baik di dunia
maupunlocal/negara kita adalah dampak dari pertumbuhan kota ini terhadap
lingkungan perkotaan itu sendiri,terutama lingkungan atau ekosistem perairan
(danau, laut ataupun sungai). Masalah ini muncul karenasumber daya alam satu
ini (AIR) merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan sekaligus
bisamenimbulkan bencana pula bagi manusia jika salah pengelolaannya.Bentuk nyata
(fisik) dari pertumbuhan/perkembangan kota adalah transformasi/perubahan
tataguna lahan yang merupakan produk dari perencanaan tata ruang kota. Beberapa
penelitian telahdilakukan dan membuktikan bahwa pertumbuhan kota yang tidak
terkendali dan terkelola dengan baikmempercepat penurunan kualitas lingkungan
perairan di perkotaan. Hal ini terjadi pula di Propinsi JawaBarat, dimana
beberapa sungai dan anak sungainya (Citarum dan anak sungainya) telah tercemar
beratsebagai dampak dari pengelolaan kota yang kurang baik.
Land
Development merupakan proses perubahan lahan. Pada umumnya istilah
perkembanganlahan ini menunjuk pada perubahan lahan alamiah seperti hutan dan
lapangan menjadi bangunan, jalan,pedestrian dan lainnya yang cenderung menutup
permukaan tanah (impervious). Bentuk dariperkembangan lahan ini bermacam-macam
diantaranya perumahan dan permukiman, pertokoan danperkantoran serta industri
dan fasilitas lainnya.Pemahaman yang sering bertentangan mengenai tata guna
lahan, yaitu keuntungan pribadimelawan pengelolaan kepentingan umum,
kepentingan lokal (setempat) berhadapan dengan kepentinganwilayah yang lebih
luas dan keuntungan ekonomi melawan kerusakan lingkungan. Oleh sebab
ituperencanaan tata guna lahan yang efektif harus merupakan kegiatan penelitian,
perancangan dankegiatan politik (Thomas dalam Anthony, 1988).Pemahaman dasar
tentang dampak perkembangan kota terhadap aliran permukaan (runoff)adalah
berubahnya lahan yang alami (mampu melakukan siklus hidrologi di atas) menjadi
lahan yangpenuh dengan konstruksi dan cenderung merupakan permukaan kedap air
yang tidak mampu melakukanpenyerapan air ke dalam tanah sehingga meningkatkan
volume dan kecepatan aliran permukaan dansebaliknya mengurangi volume
penyimpanan air dalam tanah. Ada tiga hal penting yang mempengaruhidebit
tersebut yaitu intensitas hujan (I); koefisien aliran permukaannya C dan luas
area tangkapannya A.Artikel Pribadi-Iendra Sofyan 5Nilai C di atas
sangat erat hubungannya dengan penggunaan lahan dan jenis tanah, sebagai contoh
untukpermukaan lahan dengan jenis pasir mempunyai nilai C = 0,05, sedangkan
untuk lahan permukiman(kedap air) mempunyai nilai C = 0,95 (Kiely, 1998)
artinya sebanyak 95 % air hujan akan menjadi aliran
permukaan
dan 5 % menyerap ke dalam tanah.Pada dasarnya faktor-faktor hidrolis dan
alamiah suatu daerah aliran sungai tidak hanya akan
mempengaruhi
sungai secara kuantitas, tetapi juga terhadap kualitas air sungai tersebut yang
ditandaidengan beberapa indikator baik secara fisik, kimia maupun biologisnya.
Sebagai contoh air hujan yangturun di daerah industri akan berakibat hujan
asam. Pada proses erosi, selain terjadi perubahan dimensisungai beberapa
komponen/kandungan geokimia masuk ke aliran sungai yang mampu
memberikantambahan kandungan unsur kimia. Demikian pula halnya untuk aliran
permukaan (runoff) mampumemberikan kontribusi materi-materi organik dan
an-organik serta bahan-bahan sedimen yang dibawadari lahan yang dilaluinya.
Aliran dasar sungai (base flow) setelah melalui lapisan tanah mampumeningkatkan
tingkat kesadahan. Setelah itu aktivitas manusia menambah konsentrasi yang ada
diperairan melalui buangan limbah cair yang mengandung bahan organik dan
kegiatan pemanfaatan lahanjenis lainnya (seperti konstruksi, pertanian dan
lainnya) yang dapat meningkatkan erosi dan sedimentasi.Dari sekian jenis
polutan, berdasarkan cara/pola masuknya ke sungai dapat dibagi menjadi duayaitu
point source (terpusat/satu titik) dan non-point source (tidak terpusat). Point
Source artinyakontaminan/polutan masuk ke sungai/badan air penerima
dialirkan melalui satu pipa. Sistem ini sangatmudah untuk diidentifikasi karena
polutan keluar dari satu titik sumber. Yang termasuk ke dalam pointsource
adalah limbah domestik di perkotaan (yang diolah terlebih dahulu di Waste Water
Treatment Plan)
dan
industri. Non point source (NPS), artinya polutan/kontaminan masuk ke
sungai/badan airpenerima melalui seluruh area atau sepanjang aliran sungai. NPS
ini biasanya disebut pula sebagai aliranpermukaan yang terkontaminasi/tercemar,
artinya polutan/kontaminan masuk ke sungai karena terbawaoleh aliran permukaan
(air hujan). Yang termasuk ke dalam NPS adalah pertanian dan perkotaan
(urban).Oleh sebab itu NPS ini sangat berhubungan erat dengan kondisi tata guna
lahan di daerah aliran sungai.
B RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana
pengaruh perkembangan penduduk terhadap kualitas lingkungan
2. Faktor-faktor
apa sajakah yang yang mempengaruhi perkembangan penduduk.
C KEGUNAAN
Adapun kegunaan dari makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Mengingatkan
kita kepada lingkungan untuk selalu dijaga karena hal itu sangat berpengaruh
pada kehidupan baik sekarang maupun masa depan
2. Makalah
ini berisikan saran atau upaya bagaimana cara kita sebagai masyarakat untuk
selalu melastarikan lingkungan.
BAB
II
KAJIAN TEORITIK
Reverend
Thomas Malthus mengemukakan hubungan antara pertumbhan penduduk dan pembangunan
ekonomi pada tahun 1798 dalam artikelnya berjudul Essay on the Principle of
Population. Ia menjelaskan konsep hasil yang menurun (concept of diminishing
return). Menurtnya kecenderungan pertumbuhan penduduk suatu Negara tumbuh
menurut deret ukur, yaitu menjadi dua kali lipat setiap 30-40 tahun.
Teori
transisi penduduk (demographic transition) berusaha untuk menjelaskan mengapa
semua Negara-negara maju sekarang ini kurang lebih melalui tahap yang sama
dalam sejarah kependudukan modern. Sebelum adanya modernisasi perekonomian
Negara-negara tersebut selama berabad-abad sebagai kmbinasi dari tingginya
tingkat kelahiran yang hamper sama dengan tingkat kematian. Tahap pertumbuhan
seperti ini termasuk dalam tahap I. tahap II mulai terjadi pada saat
modernisasi perbaikan kesehatan masyarakat, pendapatan yang lebih tinggi, dan
kualitas makan yang lebih baik, menyebabkan penurunan tingkat kematian dan
secara perlahan menaikan tingkat harapan hidup dari di bawah 40 tahun menjadi
lebih dari 60 tahun. Penurunan tingkat kelahiran tahap III sebenarnya tidak di
mulai pada abad XIX, tetapi beberapa dasawarsa setelah pertumbuhan ekonomi
modern terjadi dan lama setelah penurunan tingkat kematian terjadi.
BAB
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Pengaruh
Kependudukan
Masalah penduduk sebenarnya sangat kompleks,
banyak sekali aspek yang mencakup aspek didalamnya, diantara aspek pangan,
pemukiman, sandang, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, lingkungan hidup,
dan sebagainya. Ada tiga hal konsekuensi
yang mesti diterimah oleh negara-negara yang sedang berkembang dengan laju
pertumbuhan penduduk yaitu :
1. Jumlah
angkatan kerja bertambah dengan cepat seiring dengan cepatnya laju pertumbuhan
penduduk,
2. Rendahnya
kemampuan Negara – Negara yang sedang berkembang untuk menciptakan kesempatan
kerja tambahan, dan
3. Semakin
menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kualitas kehidupan. Masalah –
masalah lanjutan yang muncul kemudian adalah angka pengangguran semakin
meningkat, urbanisasi, migrasi makin menjadi – jadi, dan last but not least,
angka kejahatan dengan berbagai bentuk juga meningkat.
B MASALAH
LINGKUNGAN HIDUP
Persoalan
yang sering di kaitkan sebagai dampak dari pesatnya pertumbuhan penduduk dan
meluasnya pengangguran adalah masalah lingkungan hidup. Sehingga muncul beragam
pembahasan masalah kualitas lingkungan hingga konservasi lingkungan, dan
sekarang masalah tersebut telah menjadi bagian penting dalam setiap pembicaraan
baik di tingkat nasional maupun internasional. Lingkungan hidup beralih dari
permasalahan ilmiah menjadi masalah pemerintah.
1. Memelihara
dan menghormati komunitas kehidupan.
Kita harus membagi dengan
adil baik manfaat maupun biaya sumber daya yang digunakan serta biaya
pelestarian lingkungan diantara masyarakat-masyarakat yang berbeda dan
kelompok-kelompok yang bersangkutan, diantara mereka yang miskin dan kaya serta
diantara generasi kita dan generasi yang akan datang sesudah kita.
2. Memperbaiki
kualitas hidup manusia.
Tujuan pembangunan yang
sesungguhnya adalah memperbaiki mutu hidup manusia. Ini sebuah proses yang
memungkinkan manusia menyadari potensi mereka, membangun rasa percaya diri
mereka, dan masuk ke kehidupan yang bermartabat dan berkecukupan.
3. Melestarikan
daya hidup dan keragaman bumi.
Pembangunan yang berpijak pada
pelestarian perlu disertai ke hati-hatian untuk melindungi struktur, fungsi,
serta keragaman system yang alami, karena spesies kita sangat bergantung pada
system-sistem tersebut. Prinsip ini menurut kita untuk :
a. Melestarikan
system-sistem penunjang kehidupan, yaitu proses ekologi yang menjaga agar
planet ini cocok untuk kehidupan.
b. Melestarikan
keanekaragaman hayati, ini meliputi tidak saja semua spesies tumbuhan, hewan,
dan organism lain, tetapi juga seluruh cadangan genetic dalam tiap spesies, dan
keragaman ekosistem.
c. Menjamin
agar penggunaan sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui berkelanjutan.
Sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui mencakup tanah, organsme liar, dan
peliharaan, hutan, padang pengembalaan, sawah dan ladang, serta laut dan ekosistem
air tawar yang mendukung usaha perikanan.
d. Menghindari
pemborosan sumber-sumber daya yang tak terbarukan.
Mineral,
minyak, gas, dan batu bara praktis digolongkan sebagai sumber-sumber daya yang
tak terbarukan. Tidak seperti tumbuhan, ikan, atau tanah, bahan-bahan ini tidak
dapat digunakan secaa berkelanjutan
e. Berusaha
tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi
Batas-batas
ini bervariasi antara daerah yang satu dan yang lainnya, dan tingkat gangguan
bergantung pada beberapa orang disana, serta berapa banyaknya makanan, air,
energy, dan bahan baku yang digunakan oleh tiap orang, juga limbah yang
dihasilkan.
f. Mengubah
sikap dan gaya hidup orang perorang
Masyarakat
harus memperkenalkan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan falsafah hidup
berkelanjutan.
g. Mendukung
kreatifitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri
Organisasi
kemsyarakatan biasanya merupakan wadah yang paling mudah dimanfaatkan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tinggi nilai sosialnya atau sebagai ajang
untuk mengekspresikan kepedulian seseorang atau kelompok mengenai sesuatu.
Menyediakan kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya pembangunan dan
pelestarian
h. Sebuah
program nasional yang dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang
berkelanjutan dengan demikian harus melibatkan berbagai kepentingan, dan
masalah-masalah yang bisa terjadi akibat perbenturan kpentingan-kepentingan itu
harus dapat diketahui dan dicegah sebelum timbul.
Dampak Kepadatan Penduduk terhadap
Lingkungan, Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada
daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih
sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan,
kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat
berdampak pada kerusakan lingkungan. Coba kamu perhatikan tingkat pencemaran
yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah pedesaan dengan daerah
perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di kota lebih tinggi. Tumbuhnya
kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk di daerah perkotaan
menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang nyata. Kepadatan penduduk
mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan penduduk berikut
ini.
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan kebutuhan
mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen.
Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan.
Namun kebersihan udara tidak semata-mata ditentukan oleh kadar oksigen saja.
Gas-gas lain yang ada di udara seperti karbon dioksida, oksigen nitrogen, dan
oksigen belerang juga mempengaruhi kualitas udara. Apabila kandungan gas-gas
ini meningkat, maka dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar. Bertambahnya
pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar
fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan
CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan
gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di
udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi kamu dapat memahami bahwa akan semakin sulit mencari udara bersih di
daerah perkotaan dan kawasan industri. Padahal penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kesehatan seseorang akan menurun dengan banyaknya zat pencemar di
udara. Idealnya semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen
semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar
mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan,
pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran
udara.
2. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia
membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah
makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara
bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat
mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi
atau bahkan kurang pangan. Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan
hampir tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk
lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya
pangan dari desa. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan
pangan dan lahan. Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan
teori yang berjudul Essay on The Principle of Population. Maltus menyimpulkan
bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi
pangan mengikuti deret hitung. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk,
semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Padahal pertumbuhan penduduk lebih cepat
daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan perlu
digalakkan. Penduduk yang kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada
fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia,
dan beri-beri. Bagaimana dengan kondisi pangan di negara kita? Kamu tentu
memperhatikan, akhir-akhir sering diberitakan tentang kekurangan pangan di
berbagai daerah, busung lapar melanda penduduk miskin, serta kehidupan petani
dan nelayan yang semakin sulit. Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini
dengan mengimpor bahan makanan pokok dari negara lain. Tetapi kebijaksanaan ini
juga menimbulkan kontroversi karena akan menurunkan nilai jual bahan makanan
yang dihasilkan petani dalam negeri.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan
penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan
sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan
memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana
dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk
membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat
dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup
yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya
kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan
penduduk.
4. Ketersediaan Air Bersih
Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal
dari air tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap,
sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3
dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara
langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan
masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri,
untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah
penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang
dihasilkan.
Pembuatan sumur artesis untuk keperluan industri dan
kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu,
kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan
terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh
aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga pada
waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya
cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada musim
kemarau sering kekurangan air bersih. Saat ini banyak dikembangkan teknologi
sederhana untuk menjernihkan air dari sumber air terbuka seperti sungai dan
bendungan. Untuk mempelajari salah satu cara penjernihan air, lakukan Kegiatan
9.1 berikut ini.
5. Pencemaran lingkungan
Kepadatan populasi manusia berpengaruh pada kondisi
ekosistem. Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering
menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan
bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi
kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan.
Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat
transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak
dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan
hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir
dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di
hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan
kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin. Di daerah yang
berpenduduk padat, sampah rumah tangga yang dihasilkan juga banyak. Karena
terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang
tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan
tanah. Selain itu di daerah yang padat, kebutuhan transportasi juga bertambah
sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan
pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
BAB IV
PENUTUP
A KESIMPULAN
Faktor
penduduk sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan, entah itu pengaruh baik
maupun yang tidak baik. Dampak
Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan, Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi
kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan
kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan
sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih,
kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Tumbuhnya
kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk di daerah perkotaan
menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang nyata.
B SARAN
Sebagai
masyarakat yang baik marilah kita bersama-sama melestarikan lingkungan karena
kualitas lingkungan itu sangat berpengaruh pada kehidupan kita baik sekarang
maupun masa depan.
Sebagai
manusia biasa tentunya saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangan sangat kami
harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson,D.G. and Lee, Ronald. 1987.
Population Growth and Economic Development Issues and Evidences. Madison, WI:
University of Winsconsin Press, USA
MoeljartoTjokrowinoto, 1996,
Pembangunan: DilemadanTantangan, PustakaPelajar, Jakarta
PrijonoTjiptoherijanto, 1999, Economic
Crisis and Recovery: The Indonesia’s Case, makalahdisampaikanpada “The EWCA
Regional Conference in the Philippines on Asia the Pacific in the Millenium:
Challenges, Opportunities & Responses”, Manila, Philippines, 28-29 January
1999
Rosenzwig, Mark R. 1998, Human Capital
population Growth, and Economic Development, Journal of Policy Modelling,
special Issue on Population Growth and Economic Development.
Comments
Post a Comment