CONTOH STUDI KASUS SISWA SMA
STUDI KASUS
1.
Nama Konseli : RENI
2.
Umur : 18 Tahun
3.
Jenis Kelamin : Perempuan
4.
Kelas : XI
5.
Jurusan : IPS
6.
NIS : 6812
7.
Nama Sekolah : SMA NEGERI 3
8.
Tanggal
Wawancara : 19 Mei 2012
9.
Tempat Wawancara
: Ruang Konseling
I.
LANGKAH ANALISIS
Sumber Data
|
Isi Informasi
|
1. Wali
Kelas
2. Teman
Siswa
3. Orang
Tua
4. Buku
Raport
5. Hasil
Tes Psikologi
6. Guru
Mapel
7. Daftar
Absensi
8. Siswa
Ybs
9. Observasi
Data
|
Ø Sering
pingsan dalam kelas
Ø Sering
absen
Ø Prestasi
belajar menurun untuk seluruh mata pelajaran
Ø Sering
sakit
Ø Jarang
mau bergaul
Ø Sering
tidak bias tidur nyenyak
Ø Sering
muntah
Ø Menutup
diri dalam kamar
Ø Nilai
semester I dan II kelas X normal
Ø Nilai
semester I dan II kelas XI menurun drastis
Ø IQ
adalah 108 tergolong taraf rata-rata
Ø Sering
absen dalam proses belajar mengajar
Ø Semangat
belajarnya menurun
Ø 50%
absen dengan surat keterangan sakit dokter
Ø Mengeluh
sakit perut, mual dan sakit kepala
Ø Berniat
di Fakultas sospol
Ø Tidak
nerniat di Fakultas Ekonomi dan Bekerja
Ø Mengeluh
terus dipaksa orang tuanya untuk kuliah di fakultas ekonomi atau bekerja
Ø Tidak
bergairah dalam segala kegiatan di sekolah
Ø Aktifitas
menurun dan badan makin kurus
|
II.
LANGKAH SINTESIS (RANGKUMAN DATA)
1.
Gejala yang
tampak / penyimpangan yang terjadi / keluhan siswa.
a. Suka pingsan
b. Suka murung
c. Prestasi belajar menurun
d. Aktifitas belajar menurun
2.
Kondisi /
hal-hal yang berhubungan dengan diri siswa
a. Kondisi kesehatan semakin memburuk
b. Konsentrasi belajar tidak optimal
c. Tidak ada gairah untuk belajar
d. Tidak bias tidur nyenyak
3.
Hal-hal yang
berhubungan dengan teman
a. Terlalu emosional bila digoda oleh temannya
b. Bersikap tertutup dengan teman
c. Semakin renggang hubungan dengan teman sebayanya
4.
Hal-hal yang
berhubungan dengan guru
a. Komunikasi dengan guru terhambat
b. Tidak ada selera untuk meneruskan pendidikan (anak
ingin keluar sekolah)
5.
Hal-hal yang
berhubungan dengan orang tua siswa
a. Hubungan denga ibu begitu dekat
b. Hubungan dengan ayah begitu renggang
c. Mengeluh dengan sikap ayahnya yang memaksa anaknya
untuk kuliah di fakultas ekonomi atau bekerja.
III.
LANGKAH
DIAGNOSIS
1.
Rumusan masalah
yang dihadapi siswa (Nama Masalah)
Masalah kekurangmampuan
dalam menyesuaikan diri
2.
Perkiraan
penyebabnya (Hubungan sebab-akibat)
a. Masalah belajar secara umum penyebabnya karena
gangguan emosional, bukan karena kondisi fisik, ekonomi, IQ, atau yang lain.
Akibatnya tidak bias berkonsentrasi dalam belajar.
b. Gangguan emosional penyebabnya karena
kekurangmampuan dalam menyesuaikan diri dengan permintaan ayahnya akibatnya
timbul gangguan emosional (mudah pingsan, tersinggung, sering cemas dan
sebagainya).
IV.
LANGKAH PROGNOSIS
1.
Perkiraan
masalah tersebut dapat diatasi atau disembuhkan
Ø Adapun pihak-pihak lain yang dapat memberikan
bantuan untuk menyelesaikan masalah tersebut :
a.
Wali Kelas
Ø Dalam bentuk menumbuhkan kepercayaan pada diri
sendiri.
b.
Konselor
Ø Mereferal kepada tenaga ahlinya bila kasus tidak
dapat diselesaikan
Ø Mengadakan pendekatan kepada orang tua
Ø Memberikan informasi studi atau karir
Ø Menumbuhkan kepercayaan diri siswa tersebut
c.
Guru mata
pelajaran
Ø Memberikan perhatian khusus kepada siswa untuk
meningkatkan prestasinya dan menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa.
2.
Uraian singkat
cara mengatasi masalah / Cara membantu siswa
Ø Memberikan kepercayaan kepada anak bahwa prestasi
akan bias kembali seperti semula.
Ø Memberikan informasi baik kepada orang tua atau anak
tersebut tentang studi dan membangun karir.
Ø Menyarankan kepada orang tua untuk meninjau atau
mempertimbangkan kembali keputusannya.
V.
LANGKAH KONSELING
1.
Pokok-pokok atau
uraian yang akan disampaikan kepada klien (Inti penyuluhan/ Isi saran/ Isi
pengarahan).
Ø Pemahaman diri klien tentang kekuatan-kekuatan dan
kelmahan-kelemahan yang dimilikinya.
Ø Menimbulkan kembali kepercayaan kepada diri sendiri
dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
2.
Pokok-pokok
uraian yang akan dikomunikasikan kepada guru, orang tua, teman dekat siswa dan
sebagainya.
Ø Kepada guru diminta perhatian khusus pada klien
dalam PBM.
Ø Kepada orang tua diminta bantuannya untuk
mempertimbangkan kembali tentang keputusannya (berorientasi pada kemampuan dan
minat anak)
Ø Kepada teman-temannya disarankan untuk menerima
kembali dalam segala hal yang berkaitan di sekolah maupun di luar sekolah.
VI.
LANGKAH TINDAK LANJUT
1.
Evaluasi
dilaksanakan setelah klien memperoleh bantuan yang nyata dari penyuluh (tenaga
BK).
2.
Apabila sekolah
tidak mampu untuk mengatasi masalah klien tersebut (terlalu berat, terlalu
dalam, dan bukan bidangnya) maka penanganannya dapat dirujuk kepada tenagan
lain(psikolog, psikiater, dokter ahli, tenaga professional dan sebaginya).
Ilustrasi Kasus
Seorang siswa
dan keluarganya baru pindah tempat tinggal. Dalam keaadaan
tersebut
terpaksa ia pindah dari
sekolah lamanya ke sekolah baru. Disini siswa sangat tertinggal dalam
pelajaran, karena guru berbeda-beda dalam caranya mengajar sehingga membuat dia
sangat sulit dalam menyesuaikan diri.
Dengan keadaan seperti ini maka siswa tersebut menampakkan sifat-sifat malas
dalam bersekolah.
Comments
Post a Comment