Air Jatuh Samparona Sangat "Sempurna"

Segala yang indah biasanya butuh perjuangan untuk dicapai. Begitu juga dengan air terjun Samparona di Baubau, Sulawesi Tenggara. Perlu perjalanan panjang demi mencapainya. Tapi keindahannya, sungguh tak ada dua!

Liburan kali ini lebih membutuhkan perjuangan ekstra dan fisik yang kuat untuk menikmati keindahan air terjun Samparona. Tidak disarankan bagi yang tak kuat trekking atau berjalan kaki dalam waktu yang cukup lama.

Pagi yang cerah. Jarum jam menunjukkan pukul 05.30 WITA. Kami masih bermalas-malasan di tempat tidur. Yah, saat ini kami memang merencanakan untuk melihat air terjun Samparona yang terletak di Kelurahan Kaisabu Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Dengan persiapan beberapa botol air minuman dan tidak sarapan kami mulai berangkat.

Sebelumnya memang kami sudah mengumpulkan informasi, ingin tauh seperti apa perjalanan menuju air terjun. Setiap pembahasannya selalu ditekankan, tidak disarankan bagi yang bukan pecinta alam sejati. 

Kami berangkat menggunakan sepeda motor, kira-kira sekitar 20 menit perjalanan dari pusat Kota Baubau kami sudah sampai di jalan masuk. Jika menggunakan mobil, harus parkir di pinggir Jalan Poros karena jalannya hanya bisa buat motor. Itupun cuma bisa masuk sekitar 500 meter dari Jalan Poros terus harus parkir dan lanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.

Nah, di sinilah petualangan dimulai. Kami jalan di jalur setapak. Jalan setapak ini biasa digunakan oleh masyarakat setempat untuk masuk hutan mencari kayu atau rotan. 

Jalan tanah yang khas dengan kontur naik turun, serta menyebrang anak sungai. Hanya saja airnya sedang kering. Kalaupun ada itu hanya tergenang. Memang beberapa hari bahkan bulan ini sedang jarang hujan padahal daerah lain sudah kebanjiran.

Kali ini kami melewati semak belukar dan beberapa meter di depan kami melewati pohon pinus. Lalu masuk hutan lagi dan selanjutnya kami mengikuti jalur sungai yang mengering. Setelah berjalan selama kurang lebih 1 jam, mulai terdengar suara deru air. 

Ternyata air terjunnya kekurangan debit air jadi tidak begitu deras. Kami pun harus turun lagi ke bawah, karena saat ini posisi air terjunnya berada di samping.

Jalur turun harus melewati pinggir tebing air terjun dengan menggunakan rotan yang memang sudah sengaja disiapkan buat jalur turun. Untung sungainya kering jadi tidak terlalu licin. Sampai di bawah kami masih melanjutkan perjalanan lagi untuk lihat air terjun di bawahnya. Jadi ini ceritanya air terjun bertingkat. 

Karena kami mulai kelelahan, akhirnya memutuskan untuk berhenti saja di sana. Cuma seorang teman yang tahu lokasi dan pergi melihat air terjun di bawahnya lagi dan menurutnya air sedang tidak terlalu deras.

Jadi kami putuskan untuk jeprat-jepret foto di air terjun yang pertama. Lumayan cantik pemandangannya. Dinding air terjunnya lebar dan banyak celah buat jalur airnya. 

Di sekililingnya masih banyak pohon lebat, meskipun sudah ada jejak pohon yang sengaja ditebang. Sekitar 30 menit kami istrahat sambil foto lokasi air terjunnya. Walaupun cuma sebentar menikmati suasana air terjun Samparona, yang jelas kami sudah menyematkan jejak di tempat wisata ini.

Akhirnya, kami harus kembali lagi ke sana nanti dan rencananya akan lebih menjelajah lagi lokasi air terjun ini. Tentunya dengan bekal dan persiapan yang lebih baik sambil berharap debit airnya bertambah sehingga kecantikan air terjunnya lebih nampak.

Comments